Penyakit difteri adalah
penyakit dari masa lalu yang kembali mewabah di Indonesia. Pemerintah Indonesia
telah berhasil mengeliminasi penyakit difteri pada tahun 1990, Namun penyakit
ini kembali muncul pada tahun 2009 dan secara bertahap jumlahnya meningkat
setiap tahun. Salah satu faktor utama penyakit difteri bangkit lagi di Indonesia
adalah kekebalan tubuh penduduk yang menurun.
Difteri merupakan
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh corynebacterium. Gejalanya berupa
sakit tenggorokan, demam, dan terbentukny lapisan amandel di tenggorokan. Dalam
kasus parah, infeksi difteri dapat menyebar ke organ tubuh lain seperti
jantung, dan system syaraf. Bakteri penyebab penyakit ini dapat menghasilkan
racun yang sangat berbahaya jika menyebar ke organ tubuh lain.
Walaupun penyakit
difteri dapat menyerang jaringan manapun, tetapi penyakit difteri paling sering
menyerang organ mulut dan tenggorokan. Berikut ini merupakan gejala-gejala umum
difteri, yaitu :
- Tenggorokan dilapisi selaput tebal berwarna putih keabuan.
- Radang tenggorokan dan serak.
- Pembengkakan kelenjar dan leher.
- Masalah pernapasan pada saat menelan.
- Cairan pada hidung.
- Demam dan menggigil.
- Batuk yang keras.
- Perasaan tidak nyaman.
- Perubahan pada penglihatan.
- Bicara yang melantur.
- Tanda-tanda shock seperti kulit pucat, berkeringat, dan jantung berdebar cepat.
Difteri dapat menular
melalui partikel udara, benda pribadi, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi.
Jika anda menghirup partikel udara dari batuk atau bersin penderita difteri,
maka anda dapat tertular difteri. Penyebab lainnya adalah kontak dengan
benda-benda pribadi yang terkontaminasi. Misalnya, dengan memegang tisu bekas
orang yang terinfeksi, minum dari gelas yang belum dicuci, atau kontak lainnya
dengan benda-benda yang membawa bakteri.
Ada beberapa faktor
yang meningkatkan seseorang terkena difteri, yaitu :
- Lokasi yang anda tinggali.
- Tidak mendapat vaksinasi difteri terbaru.
- Memiliki gangguan system imun.
- Memiliki system imun lemah.
- Tinggal di lokasi yang padat penduduk dan tidak higienis.
Jika tidak diobati
dengan tepat, difteri dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya, dan dapat
berujung pada kematian. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat infeksi
difteri adalah :
- Saluran napas yang tertutup
- Kerusakan otot jantung
- Kerusakan saraf
- Kehilangan kemampuan bergerak
- Infeksi paru-paru
Pada sebagian besar
kasus, difteri banyak merenggut nyawa. Walaupun telah diobati, 1 dari 10
penderita difteri biasanya meninggal dunia. Cara terbaik untuk mencegah difteri adalah
dengan vaksin. Di Indonesia, vaksin difteri biasanya diberikan melalui
imunisasi sebanyak 5 kali, sejak bayi
berusia 2 bulan.
Semoga informasi ini
dapat bermanfaat untuk kesehatan keluarga anda. Kini, tak perlu repot lagi
antri untuk berobat. Segera Download Aplikasi Rusabook sekarang juga.
Jangan
lupa follow akun sosial media kami di: